|
10 Trade Mall yang Dikelola Oleh Agung Podomoro Land |
Dunia dilanda oleh gelombang e-commerce atau ekonomi digital. Satu
persatu industri tergoncang oleh masuknya pemain baru yang tergolong usaha
rintisan (start up). Uber, Go-Jek dan Grab mengoyak industri transportasi yang
puluhan tahun dinikmati kejayaannya oleh pemain-pemain lama.
Di bidang akomodasi, AirBnB tiba-tiba muncul sebagai perusahaan dengan
kamar “hotel terbanyak” yang mengalahkan merek raksasa macam Accor atau Hilton.
Demikian pula di industri hiburan, jaringan tv on demand Netflix menguncang
stasiun-stasiun TV yang menyajikan acara membosankan. Di segmen musik, Spotify
sebagai layanan pemutar lagu online membuat stasiun-stasiun radio dan terutama
perusahaan rekaman pasang kuda-kuda.
Pemain-pemain di era ekonomi digital, datang sebagai change makers. Mereka menghentak dengan
membawa rules of the game yang baru
dan memaksa pemain lama ikut aturan baru tersebut. Ada petahana yang lincah
berinovasi karena kultur adaptif korporat yang memang dibangun berdekade-dekade
lamanya. Adapula yang gagap lalu disalip di balik tikungan perubahan dan lantas
berguguran.
Dus, abad rivalitas digital vs non digital pun dimulai. Perang
ditabuh. Banyak yang percaya ini perang abadi tanpa ampun. Tapi menganggap
peperangan ini tanpa ruang kompromi dan sinergi, tidaklah tepat. Faktanya,
beberapa perusahaan dari dua era berbeda bisa hidup bersinergi. Bahkan, ada
pula perusahaan pra ekonomi digital yang berinovasi menciptakan lini bisnis
e-commerce.
Badai digital bertiup di segala lini, tak
terkecuali di dunia ritel. Sektor industri ini juga berubah.
Kultur masyarakat, terutama
entitas millenial perlahan mulai memamah kebiasaan belanja di dunia maya.
Online shopping menjadi embrio budaya belanja. Ini diamini dengan riuhnya
pertumbuhan e-commerce bak jamur di musim hujan. Sebagian petahana melihat sebagai
ancaman, ada pula yang merespons sebagai tantangan.
Kompetitor adalah motivator terbaik untuk berinovasi melampaui
tantangan. Prinsip ini dianut oleh Agung Podomoro Land (APL) yang tak menunggu
lama untuk memulai derap inovasi menyikapi perubahan lanskap bisnis ritel.
Langkah inovasi kunci sekaligus pertama kali ditabuh oleh APL selaku
pengelola jaringan 10 pusat perdagangan adalah sinergi brand. Sepuluh trade center kini memiliki nama depan
Trade Mall (TM). Antara lain TM Mangga Dua Square, TM Thamrin City, TM LTC
Glodok, TM Plaza Kenari Mas, TM Seasons City, TM Kalibata City, TM Blok B Tanah
Abang, TM Blok M Square, TM Plaza Balikpapan, dan TM LTC Harco Glodok.
Jaringan
TM tersebut menaungi tak kurang dari 30.000 tenant dari kalangan UKM yang
menjual berbagai produk fashion, perlengkapan rumah tangga, perkakas elektrikal,
hingga elektronik.
Bersamaan dengan rebranding trade
center menjadi TM, inovasi marathon lain yang dilakukan APL adalah
pembenahan TM secara fisik. Termasuk dari suasana TM yang kini lebih
nyaman, modern dan komplit. Interior dan eksterior TM direnovasi, dilengkapi
AC, lift, eskalator dan toilet yang terawat seperti di mal.
Dulu, pusat perdagangan identik dengan suasana yang padat, gerah dan sumpek. Kini tidak lagi. TM tak ubahnya mal modern nan megah. Bedanya, barang
yang dijual di TM masih sangat terjangkau. Harga dan suasana tersebut
menjadi competitive value TM memikat
pengunjung.
Tak berhenti di situ, untuk meneguhkan eksistensi ritel UKM yang
berjualan di TM sembari mengarungi persaingan dengan mall maupun trade center lain, APL juga meluncurkan
program inovasi lain berupa TM Vaganza sejak Mei tahun 2016 lalu bersamaan dengan sinergi brand.
Program promo ini bertujuan mendongkrat kunjungan. Targetnya cukup ambisius, memperoleh
hingga 150.000 orang pengunjung perhari.
Program TM Vaganza memang bertabur hadiah. APL menyiapkan hadiah
bulanan satu unit mobil Toyota Agya serta berbagai hadiah lainnya macam sepeda
motor dan perlengkapan rumah tangga. Akhir periode promo TM Vaganza dikunci
dengan door prize satu unit Fortuner
yang diundi pada 25 Februari 2017.
Inovasi berikutnya yang juga dilakukan TM APL adalah program aktivasi
by momentum. APL melekukan event-event berbeda di setiap TM pada hari-hari
tertentu. Faktor kunci pada program aktivasi ini adalah keterlibatan komunitas
(community engagements) yang juga menjadi trend marketing kekinian.
|
TM Thamrin City, pusat batik nusantara dan busana muslim |
Ketika memperingati event Hari Batik Nasional misalnya, APL menggelar rangkaian
kegiatan yang dipusatkan di TM Thamrin City. Mulai dari kegiatan membatik yang
dilakukan oleh Ibu-Ibu Dharma Wanita, fashion show busana batik hingga parade
batik bersama komunitas motor. Ini sejalan dengan misi TM Thamrin City sebagai
pusat batik nasional.
Sederet langkah inovasi TM APL yang meliputi sinergi brand, renovasi
interior dan eksterior, promo belanja berhadiah serta berbagai event aktivasi
di setiap TM tersebut berdampak signifikan dalam mengatrol jumlah pengunjung.
Seperti
diakui Dhani oleh selaku pemilik tenant di TM Thamrin City. “Pengunjung 8 bulan
ini lebih ramai karena ada undian Vaganza. Banyak pembeli. Kayak seperti mau
Lebaran,” ujar Dhani seperti diwartakan oleh beritasatu.com.
Upaya merawat budaya belanja tatap muka agar masyarakat datang shopping
di trade mall dan toko-toko offline adalah ikhtiar untuk menjaga eksistensi UKM
di tengah kuatnya penetrasi e-commerce. Menurut perkiraan lembaga riset ICD,
e-commerce Indonesia tumbuh 42% sepanjang 2012-2015 atau tertinggi di antara
semua sektor industri.
Artinya, e-commerce sangat ekspansif dan barangkali telah memakan
sebagian pangsa pasar ritel offline. Tanpa ada inovasi, konsumen bisa saja
hijrah massal ke belanja offline. Integrasi online dan offline (O2O) merupakan
solusi strategis jangka panjang untuk menghindari mimpi buruk ritel offline.
Beruntung para pedagang di bawah naungan Trade Mall APL, karena
e-commerce untuk 30.000 tenant di TM tersebut ditargetkan launching pada
semester dua tahun 2017 ini. Seperti disampaikan dalam pernyataan resmi APL,
e-commerce tersebut bakal mengusung O2O yang memiliki keunggulan kompetitif dibanding
yang online semata. O2O mendelivery
dua customers experience sekaligus
dalam berbelanja.
Masuknya APL ke e-commerce semakin menegaskan totalitas inovasi perusahaan
dalam membangun serta melindungi bisnis UKM. Merawat UKM sebagai tulang punggung yang menggerakkan 80% ekonomi nasional sangat
urgen dan tak bisa ditawar. UKM adalah pelaku ekonomi, motor penggerak sektor
ril yang bersentuhan langsung dengan roda ekonomi di tengah-tengah masyarakat.
Seperti
dikatakatan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, bahwa pasar Tanah Abang dan Pasar
Senin lebih penting dari pasar modal. Ini pesan kuat kepada para pelaku usaha,
bahwa UKM (baca : sektor ril) harus mendapat perhatian khusus. Menjaga dominasi UKM berarti
menjaga fondasi bisnis dan ekonomi nasional.
Ikuti Writing Competition Agung Podomoro Land di Sini