Sebagian orang tua menganggap memanjakan anak sebagai wujud cinta.
Padahal, memanjakan anak adalah kemunduran, dan secara ekstrim bahkan adalah proses pembunuhan. Memanjakan anak hanya akan mematikan BENIH UNGGUL yang
terpendam di dalam diri mereka. Pada dasarnya anak-anak memiliki banyak potensi,
namun untuk bersemi dan tumbuh menjadi karakter unggul, ia butuh stimulus melalui
sejumlah rangkaian eksplorasi.
|
Ilustrasi Spartan yang terkenal tangguh dan penakluk (images : therealspartan.blogspot.com) |
Sayang sekali, orang tua justru membunuh peluang stimulasi dengan
tidak memberi anak-anak mereka kesempatan mengeksplorasi potensi melalui ruang
kebebasan untuk bergumul dengan kehidupan. Semua teori pengembangan SDM
menyimpulkan, bahwa cara terbaik membentuk karakter bukan dengan teori, namun
melalui serangkaian praktek.
Secara personal, Rasulullah Muhammad SAW adalah model bagaimana
perjuangan untuk survive sejak usia dini membentuk karakter unggul. Muhammad
SAW sejak beliau telah yatim piatu. Setting takdir ini lalu hantarkan
beliau menjalani peran sebagai pengembala ternak orang-orang Mekkah, maupun
sebagai pedagang litas negara. Semula membersamai kafilah dagang sang paman Abu
Thalib, lalu berdikari menjajakan dagangan Siti Khadijah, perempuan kaya dari
Mekah yang kelak jadi istrinya.
Ini adalah momen-momentum indah pembentukan sifat-sifat mulia yang
kemudian karakter itu menjadi perbincangan lintas masa. Seperti kata DR.
Syafi’i Antonio di dalam Muhammad : The Super Leader Super Manager,
trauma dalam arti kesan-kesan pengalaman masa kecil Muhammad SAW adalah bagian
etape penting dalam kehidupan beliau sebagai manusia berkarakter unggul. Muhammad
SAW menjadi satu-satunya manusia yang tiada pernah usai diulas sifatnya sepanjang
sejarah. Hampir tiap bulan, puluhan buku mengangkat sifat-sifat Muhammad SAW
diterbitkan.
Secara
kolektif, SPARTAN dalam epos Yunani kuno yang dikenal sebagai bangsa penakluk
membentuk karakter anak-anak mereka juga dengan cara KERAS MENANTANG. SPARTAN
menguji anak-anak mereka antara hidup dan mati, yaitu mereka dilepaskan di alam
liar bertarung menghadapi srigala pemangsa manusia. Bila sukses menaklukkan srigala, nyawa tak melayang dan berhasil lolos dari ujian, anak-anak itu kemudian dikarantina di dalam kamp
militer untuk disiapkan sebagai bagian dari prajurit SPARTAN. Bagi Spartan, peperangan pertama mereka adalah sebuah kebanggan sekaligus babak menentukan.
Di era modern, CHINA kemudian mengadopsi model pendidikan dini yang
KERAS MENANTANG ini untuk membentuk SDM-SDM unggul dalam dunia olah raga.
Atlit-atlit olah raga China yang sukses mendominasi raihan medali emas
OLIMPIADE, yakni sebagai juara umum di tahun 2008 dan juara 2 olimpiade 2012,
tidak lahir secara instan. Mereka telah disiapkan sejak usia lima tahun,
ditempa di kamp-kamp yang memang sengaja difasilitasi oleh pemerintah sebagai
pusat latihan calon atlit olimpiade. Lihat berita dan videonya pada tautan ini >>> berita >>> video
|
Beginilah cara China melahirkan atlit-atlit masa depan
Images/dailymail.co.uk |
Dalam skala
nasional, tokoh-tokoh yang diantaranya barangkali menjadi inspirator bagi kita
hari ini, juga melampaui masa kecil mereka dengan KERAS MENANTANG. Soekarno,
founding father republik ini misalnya, di usia muda ia gemar
berkelana. Bahkan masa-masa ketika berumur belasan tahun, ia dititipkan tinggal
di rumah H.O.S Cokroaminoto di Gang Peneleh, Surabaya. Inilah periode penting
dalam pembentukan ideologi kebangsaan Bung Karno.
Lebih kekinian, ada kisah Menteri BUMN Dahlan Iskan yang untuk
sekolah bahkan harus nyeker, tanpa alas kaki. Dahlan yang saat ini mengikuti
Konvensi Capres RI dari Partai Demokrat, terlahir dari keluarga miskin. Waktu masih
SD di Magetan Jawa Timur, setelah pulang sekolah Dahlan dan sudaranya biasa
menggembala domba di pinggir sungai desa. Dahlan terbiasa hidup keras. Ia juga merantau
ke Samarinda seorang diri. Di perantauan, Dahlan bergaul hingga menyesapi dunia
jurnalistikyang ternyata menjadi titik balik kehidupannya. Jawa Pos Group, korporasi
media yang didirikan Dahlan, kini menggurita seantero Indonesia. Bahkan
termasuk jaringan media terbesar di Asia Tenggara.
Ada juga cerita Jamil Azzaini, inspirator dan trainer bagi
Diereksi hingga karyawan perusahaan-perusahaan ternama nasional dan
internasional, pula terlahir dari keluarga transmigran yang papa. Masa kecil
Jamil bersama orang tua ia lalui di belantara hutan Lampung. Seperti diceritakan
saat wawancara dengan Tabloid Nova, Jamil mengaku hanya tinggal di rumah beratap ilalang dan berdinding bambu. Jika
malam hari, mereka sekeluarga membuat perapian dari kayu bakar untuk mengusir
nyamuk dan menghangatkan badan.
Untuk sekolah hingga kuliah, Jamil harus berjuang mandiri
mengumpulkan rupiah dan mencari beasiswa. Siapa nyana, jalan hidup itu
membentuk mental Jamil, dan bahkan kemudian menjadi inspirasi bagi orang banyak
untuk meraih sukses.
Saya juga pernah mendengar Presiden Partai Keadilan Sejahtera
Anis Matta berkisah, bahwa masa kecilnya dilalui dengan KERAS MENANTANG.
Tinggal di Pesantren Darul Arqam Gombara milik Muhammadiyah, makan nasi dengan
kecap, minum dan mandi menggunakan air dari kubangan kerbau. Namun siapa nyana,
Anis yang berasal dari keluarga biasa-biasa, kemudian menjadi Wakil Ketua DPR
RI dan Presiden PKS, partai Islam terbesar di negeri berpenduduk muslim terbesar di dunia.
Untuk menjelaskan premis-premis di atas secara ilmiah dengan
pendekatan manajemen, buku berjudul MYELIN karya Guru Besar Manajemen
Universitas Indonesia, Rhenald Kasali relevan menjadi rujukan. Kata Rhenald, sebab
manusia tidak hanya terdiri dari brain memory (memori otak) saja, tapi juga ada muscle memory (memori otot), maka perubahan harus
dilatih. Bukan hanya sekedar teori atau pengetahuan saja.
Memori otot terbentuk di dalam MYELIN,
yaitu sebuah komponen saraf di dalam tubuh manusia. Selaput/membran sel
syaraf yang berfungsi sebagai transmitter untuk meneruskan informasi. Semakin
tebal myelin, semakin cepat dan efektif informasi diteruskan, sehingga semakin
cepat respons (feedback) kita lakukan. Orang myelinnya telah
melampaui serangkaian latihan, biasanya lebih piawai dan cekatan karena telah
menjadi ahli. Myelin adalah intangible assets (aset tak benda) yang kerap menjadi kunci sukses seseorang, sebuah perusahaan atau bahkan sebuah bangsa.
Karena fakta-fakta di atas, juga sedikit pengalaman pribadi, saya berkeyakinan bahwa Orang-orang hebat,
juga bangsa-bangsa besar, tumbuh dari pengalaman masa kecil yang keras,
berkesan dan menantang.