Jusman Dalle, Humas Pengurus Pusat KAMMI, mengatakan penolakan ini disadari oleh pemerintah. "Maka beberapa hari terakhir, ada upaya pembusukan gerakan itu," kata Dalle dalam rilisnya, Minggu (18/3/2012).
Setelah sebelumnya gagal menggulirkan isu jika gerakan mahasiswa yang menolak BBM ditunggangi kepentingan politik, kata Dalle. kini dilakukan upaya-upaya diplomatis-persuasif mirip cara-cara rezim Orde Baru. Di antaranya seperti yang terjadi pada Kamis (15/3) yang lalu, pemerintah melalui Menko Ekonomi Hatta Rajasa, Mendikbud, Muhammad Nuh dan Menkopolhukam Joko Suyanto, mengumpulkan lalu menceramahi rektor-rektor agar mendukung kenaikan BBM.
"Pemerintah menyadari jika penolakan paling keras datang dari kampus, dari kalangan mahasiswa dan akademisi/pengamat. Melalui power yang dimiliki oleh para rektor ini, pemerintah berupaya mengkooptasi perlawanan tersebut. Sebagai orang-orang terdidik dan memahami dampak kenaikan BBM baik secara sosial maupun ekonomi, kita tentu berharap rektor se Indonesia tidak begitu saja mau didikte oleh pemerintah.
Kedua, pemerintah juga berupaya membusukkan gerakan mahasiswa dengan mengiming-imingi acara plesiran ke China. "Kita ketahui bahwa menjelang pengumuman kenaikan harga BBM yang diagendakan pada awal April nanti, Kemenpora dan Kemendikbud membuat program jalan-jalan atau pelesiran ke China untuk 200 aktivis pemuda/mahasiswa. Bagi kami, inilah bentuk pembungkaman secara halus agar daya kritis kawan-kawan hilang," katanya.
Petinggi-petinggi KAMMI juga mendapat tawaran. "Tetapi secara tegas kami menolak karena menerima tawaran tersebut sama saja dengan pengkhianatan pada gerakan. Oleh karena itu kami mengimbau secara moral agar kawan-kawan aktivis tidak termakan muslihat penguasa. Agar tetap menjaga soliditas gerakan dan mengemban amanah mengawal kepentingan rakyat," kata Jusman Dalle.
Ketiga, lanjutnya, terhadap pers juga nampak ada upaya persuasi dan kooptasi agar tidak memberitakan penolakan rencana kenaikan harga BBM di berbagai daerah. Pada Kamis (16/3), di salah satu stasiun TV disiarkan secara langsung acara diskusi yang pembicaranya berasal dari pengamat pro kenaikan BBM dengan tidak menghadirkan panelis pembanding sebagai pihak kontra. Ini kan betuk pembodohan kepada rakyat.
"Media tersebut menjadi tidak edukatif dan tidak objektif karena hanya melihat dari satu sisi saja. Maka kami berharap semua elemen tetap solid dengan keyakinan berdasarkan hasil kajian ilmiah untuk menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM. KAMMI menjadi garda terdepan dan telah menggalang aliansi dengan berbagai elemen dan siap melumpuhkan kota-kota besar di Indonesia jika pemerintah tidak mau mendengar aspirasi rakyat," ujarnya. (aco)