Baru-baru ini saya mendapat undangan hadir dalam acara SCG Investment Forum. Sebuah forum tahunan yang digagas oleh Siam Cement Group (SCG), konglomerasi bisnis asal Thailand. Yang menarik, forum tersebut mengangkat tema #DigitalPassion : transformations that change you.
Tajuk tersebut amat relevan dengan perkembangan dunia kita saat ini yang serba digital. Digitalisasi bahkan menjadi trend dan gaya hidup. Ya, macam fintech yang berkembang pesat di sektor finansial sebagaimana jadi perhatian Pak Jokowi.
Tidak pernah terbayangkan sebelumnya, hari ini kita melakukan berbagai aktivitas perbankan hanya dengan apliksi yang ada di dalam genggaman. Mulai dari pembayaran hingga berinvestasi semua dapat dilakukan di kanal digital.
#DigitalPassion : Transformations that change you, merupakan produk budaya dari ledakan teknologi digital yang mengilhami berbagai industri berubah. Di sektor konstruksi, SCG juga telah mengayunkan langkah digitalisasi dengan mendirikan AddVentures. Anak usaha yang merupakan venture capital yang diplot memimpin transformasi digital SCG.
Padahal, bila dilihat secara hitam putih, industri semen rasa-rasanya sangat berjarak dengan digitalisasi. Namun SCG mampu mengintegrasikan dua industri berbeda tersebut.
Di Indonesia, AddVentures telah mendanai startup lokal. Adalah Ralali.com dan Dekoruma.com yang mendapatkan pendanaan dari perusahaan yang berdiri sejak tahun 2017 itu. Dua startup lokal tersebut memang masih terkoneksi dengan DNA SCG.
Ralali merupakan ecommerce B2B yang diantara produknya adalah terkait kebutuhan konstruksi. Setali tiga uang, Dekoruma juga menjual layanan jasa dan barang konstruksi.
Begitulah, rupanya digitalisasi punya jalan terintegrasi dengan sektor industri manapun. Asal mau membuka diri. Karakter teknologi digital yang inklusif menjadi akselerator, memacu dinamika industri. Itu terjadi bila industri konvensional (sekali lagi) membuka diri.
Sebaliknya, bila industri yang dituju menyambut dengan setengah hati, atau bahkan memperlihatkan respons resisten, para incumbent banyak kita saksikan digulung oleh tsunami industri digital. Maka penegasan Pak Jokowi agar fintech disikapi dengan sentuhan lembut (light touch) adalah early warning agar tak ada yang jadi korban tsunami digital fintech.