|
Sejak masuk ke dunia digital branding dan marekting tiga tahun trakhir, alhamdulillah saya telah dipercaya membantu lebih dari sepuluh brand. (sumber : dok.pribadi) |
Halo rekan-rekan pembaca setia blog saya. Mohon maaf, blog ini cukup lama tak diupdate. Sebetulnya setiap hari saya menulis karena menulis memang basic dari pekerjaan saya. Hanya saja, tulisan-tulisan tersebut diposting di tempat lain. Yup, tulisan tersebut berisi konten branding dan marketing pesanan klien.
Oh iya, sejak lima bulan ini saya memutuskan pindah total atau mungkin lebih tepatnya fokus bekerja di bidang digital branding dan marketing. Sudah tiga tahun sebetulnya saya melakoni pekerjaan ini. Dan kini saya merasakan, inilah dunia tempat bagi saya berkarya dan menciptakan nilai.
Ke depan, blog ini mungkin akan jarang membahas isu-isu serius seperti sebelumnya ketika blog ini saya isi dengan artikel saya yang telah diterbitkan di berbagai media. Saya coba dedikasika blog ini untuk membahas soal branding dan marketing serta hal-hal lain yang lebih ringan.
Itu dulu sebagai pengantar dan pembuka setelah berbulan-bulan saya tidak hadir di blog ini. Btw, kali ini saya mau share sebuah artikel tentang branding. Tepatnya bagaimana membangun personal brand.
Baru-baru ini
sebuah artikel dirilis oleh Businessinsider.com menyebutkan bahwa di dunia ini
hanya ada 10 perusahaan yang mengusai hajat hidup umat manusia di bidang
makanan dan minuman. Perusahaan tersebut adalah Nestlé, PepsiCo, Coca-Cola,
Unilever, Danone, General Mills, Kellogg's, Mars, Associated British Foods, dan
Mondelez yang memproduksi segala macam jenis consumer goods yang dikonsumsi sehari-hari oleh manusia di planet
ini. Mulai dari pasta gigi hingga makanan cepat saji.
|
Inilah daftar perusahaan makanan dan minuman serta produk mereka yang mengusai kehidupan harian umat manusia (sumber : businessinsider.com) |
Kreativitas dan
inovasi menggerakkan perusahaan tersebut mengembangkan produk yang sangat
dibutuhkan oleh umat manusia. Terlepas dari misi bisnis yang diusung,
keberadaan perusahaan tersebut menjadi contoh menarik bagaimana sebuah ide dan ilmu
pengetahuan disinergikan menjadi karya kreatif nan useful.
Membangun
reputasi lewat karya menjadikan produk perusahaan (brand) mereka selalu
dinanti-nantikan. Karena telah teruji dan diakui, kini benda apapun yang mereka
tempeli logo perusahaan, jadi punya nilai yang tinggi. Itulah kekuatan brand.
Mengubah sebuah simbol menjadi penuh arti. Brand adalah kepercayaan dan ruh
yang melekat di dalam segala jenis perangkat identitas perusahaan.
Brand tidak dibangun dari kata-kata, tapi
kinerja. Ketika awal mula hadir di dunia teknologi komunikasi tahun 2007
lewat produk iPhone, Apple langsung menggebrak dengan inovasi revolusioner. iPhone
generasi pertama dibuat tanpa keyboard dengan layar lebih luas. Orang
bertanya-tanya, bagaimana mungkin menggunakan ponsel tanpa tombol.
Tapi itulah yang
namanya kinerja, iPhone membuktikan bahwa produk mereka lebih nyaman digunakan,
menawarkan user experience memukau. Ponsel besutan Apple tersebut tampil
memimpin sebagai ponsel papan atas dunia. Bahkan menjadi kontributor utama yang
menopang Apple menjadi merek paling berharga, Peringkat 1 di dunia seperti
dirilis oleh Forbes.
Di Indonesia,
banyak brand lokal yang juga sukses bertranspformasi dari tidak dikenal menjadi
pemain utama di bidangnya. Menjadi ‘raksasa’, mereka melakukan hal yang sama
dengan brand besar lainnya. Yaitu kinerja.
Sebutlah
misalnya Agung Podomoro Land. Perusahaan yang kisah perjalanannya sangat
menginspirasi. Memulai bisnis dengan menyulap Sunter di pinggiran Jakarta Utara
menjadi kawasan elit
Ketika developer
lain hanya membangun rumah, Agung Podomoro membuat terobosan dengan pembangunan
kawasan pemukiman terpadu. Hunian yang di dalamnya terdapat berbagai fasilitas,
mulai dari pusat perbelanjaan, pertokoan hingga perkantoran. Terobosan yang
kemudian menggurita di berbagai wilayah.
Perusahaan yang
dinobatkan sebagai Top Brand bidang properti ini, identik dengan proyek-proyek
premium yang berkelas. Ketika menyebut Agung Podomoro maka yang terbersit
adalah gedung jangkung, bangunan megah, rumah mewah atau superblok yang
pemandangannya tertata rapi seperti di
luar negeri.
Bagaimana Agung
Podomoro Land membangun brand mewah? Lagi-lagi dengan kinerja. Effort yang
totalitas. Arsitek, konsultan hingga kontraktor yang digandeng adalah terbaik
di bidangnya, di tingkat global. Seperti DP Architect Singapore, Royal
HaskoningDHV, Royal Boskalis Westminster dan Van Oord dari Belanda. Persis seperti petuah Abraham Lincoln "Aku tidak punya aturan. Aku hanya selalu berusaha melakukan yang terbaik setiap saat dan setiap hari"
Ngomong-ngomong
soal brand, sebetulnya bukan hanya perusahaan yang wajib memiliki. Kamu sebagai
personal pun kudu memiliki brand. Yup, setiap orang butuh personal brand
sebagai artikulasi reputasi.
Personal brand, citra diri atau reputasi
adalah identitas. Gambaran tentang “bagaimana dan seperti apa kamu” melekat
di dalam pikiran orang lain. Personal brand, adalah apa yang orang lain
pikirkan tentang dirimu.
Belajar dari
perusahaan yang sukses dengan brand komersilnya, membangun personal brand juga tidak bisa
dilakukan secara instan. Reputasi harus diuji oleh pengalaman dan pergaulan
serta mesti melalui jalan panjang.
Agar reputasi kokoh, maka kamu harus membangun fondasi yang kuat.
Dimulai dari bagaimana membangun orientasi atau arah hidup. Agar personal
brand memukau, maka hidupmu harus berorientasi pada dedikasi dan penciptaan nilai.
Pertama, Fokus Berkarya dan Mencipta
Dedikasi kepada orang-orang
terdekat, tempat kerja hingga ke lingkup luas seperti bangsa dan agama
digerakkan oleh obsesi untuk berkarya dan mencipta. Buatlah sesuatu yang
berarti di lingkunganmu. Baik di rumah, di tempat kerja, di organisasi atau di
RT/RW tempat tinggalmu. Degan karya, maka personal brandmu akan kokoh.
Kedua, Aktif dan Inovatif
Gerakkan dirimu menjadi pribadi yang
aktif dan inovatif. Beranilah mengekspresikan kreativitas. Jangan hanya diam.
Perubahan diciptakan oleh orang-orang yang bergerak. Ya, kita menyaksikan
perubahan-perubahan besar di dunia ini, dilakukan oleh mereka yang selain mampu
berkarya dan mencipta, juga aktif menggalang aliansi atau memberdayakan sesama.
Ketiga, Bangun Lingkunganmu dengan Memberi dan Berbagi
Hidup bukan hanya untuk memiliki,
apalagi sekadar mengonsumsi. Jangan consumer minded. Jadilah kreator. Caranya
dengan berbagi dan memberi. Ada satu petuah bijak yang selalu terngiang-ngiang,
“Kita menjalani kehidupan dengan apa yang kita miliki. Tapi kita membentuk
kehidupan dengan apa yang kita BERI”.
Sederet Manfaat Personal Brand
Kamu Terlihat Paling Terang
Di dunia karir, kamu ibarat bintang.
Kamu tak sendiri, ada milyaran bintang lain bertebaran. Tapi hanya segelintir
yang Nampak paling terang dan dikenal. Nah, jika kamu memiliki personal brand
yang kuat maka kamu akan Nampak paling terang.
Personal brand yang kuat membuatmu
diakui sebagai expert di bidang tertentu. Jika ada masalah terkait bidangmu,
maka kamu jadi prioritas untuk dimintai pandangan. Eksistensimu makin
mencengkram.
Dengan pengakuan dan eksistensi
yang kuat, karir kamu digaransi melesat.
Seperti dituliskan di atas,
personal brand adalah reputasi, mata uang yang berlaku dimana-mana. Konsekuensi
logisnya, kamu akan mendapat banyak peluang. Kamu tak repot mencari pekerjaan,
pekerjaanlah yang mengejar-ngejarmu. Betapa nikmat.