Ini kisah nyata tentang tetangga saya. Seorang
anggota DPR sekaligus pengusaha. Saya cukup sering berinteraksi dengan baliau. Ngobrol,
dan lebih sering berguru menimba hikmah juga ilmu. Menurut perhitungan kasar
saya, pendapatan dari hasil salah SATU unit usaha beliau kurang lebih Rp. 1,8
miliar perbulan. Beliau memiliki beberapa unit usaha lain sebagai sumber pundi-pundi rejeki. Di dalam tulisan ini, saya ingin bercerita tentang kebiasaan beliau sebagai seorang pengusaha sukses.
Saya pernah janjian dengan beliau. Kesepakatannya
“kita ketemu besok pagi. Pagi-pagi.” Pagi dalam definisi saya adalah
pukul 8. Maka keesokan harinya datanglah saya sebelum pukul 8. Ternyata,
definisi pagi menurut beliau sebelum pukul 7. Kami tidak jadi ketemuan. Saya
ditinggal. Beliau telah berangkat kerja,
entah ke DPR atau ke tempat bisnisnya.
Besok-besoknya saya sengaja memperhatikan aktivitas
pagi beliau. Pukul 7, biasanya jumlah mobil yang terparkir di garasinya sudah
berkurang satu. Artinya beliau telah meninggalkan rumah, berangkat kerja.
Beberapa hari saya mengamati “berkurangnya mobil di garasi” ini guna memastikan
bahwa memang beliau meninggalkan rumah sebelum pukul 7. Oh iya, beliau memiliki
lima mobil di rumahnya. Tiga diantaranya mobil kerja yang dipakai bergantian dan
dua mobil keluarga. Saya berkesimpulan, bila “janjian pagi” dengan beliau, maka
minimal kita harus datang sebelum jam 7. Sebelum beliau pergi ke tempta kerja.
Kalau karyawan biasa sih, menurut saya, lumrah
ke kantor sepagi mungkin. Sebab bila telat, bisa dipecat, potong gaji, karier
tertunda atau minimal dapat surat
peringatan. Ya, bagi kita yang menjadi karyawan seringkali bekerja karena motivasi yang bersifat ancaman seperti diuraikan di dalam teori motivasi yang dikemukakan oleh Douglas MC Gregor yang menyatakan bawah pada dasarnya karyawan tidak menyukai bekerja, karena itu karyawan harus dikendalikan dengan ancaman.
Tapi beliau ini seorang Bos, pemilik perusahaan beromset milyaran
perbulan. Jadi bisa santai dan mendelegasikan pekerjaan kepada orang
kepercayaan. Ini soal disiplin dan mengarhgai waktu. Masih ada pelajaran lain
dari pengusaha beromset milyaran perbulan ini yang menarik kita contoh, yakni
soal kedermawanan.
Dari yang pernah saya saksikan langsung, serta kesaksian
karib beliau semasa jadi aktivis mahasiswa, beliau orang yang murah hati. Bila
ada yang meminta bantuan, tak pernah menolak. Suatu ketika, ada seorang
mahasiswa S3 menghadap ke beliau untuk meminta bantuan penyelesaian disertasi.
Sang kandidat Doktor tak datang sendiri, karena memang tak dikenal oleh si
Bapak pengusaha. Ia diantar oleh keluarga si Bapak pengusaha. Pakai jembatan
penghubung, kira-kira seperti itu.
Singkat cerita, keluarga si Bapak pengusaha
menyampaikan maksud sang kandidat doktor untuk meminta bantuan dana
penyelesaian tesis. “Butuh berapa?” kata si Bapak pengusaha singkat. “45 juta
rupiah”, jawab sang kandidat doktor dengan mimik agak tidak merdeka. Tanpa
banyak tanya, si Bapak Pengusaha langsung mengintruksikan asistennya untuk
mentransfer uang sesuai dengan permohonan sang kandaidat doktor.
Kurang dari sebulan lalu, seorang wartawan datang
menemui beliau karena rumah si wartawan raib, usai ditipu. Lalu si wartawan
minta bantuan untuk mengontrak rumah. Awalnya, oleh si Bapak Pengusaha ini ditawarin
untuk dikasih rumah. “Saya lagi bangun perumahan, kalau mau ambil saja satu”,
katanya seperti disampaikan karib beliau yang menyaksikan langsung kedermawanan
itu. Tapi si wartawan menolak, ia hanya minta uang Rp. 100 juta buat mengontrak
rumah, karena rumah yang ditawarkan jauh dari tempat kerja istrinya. Tanpa baa..bii..buu,
permintaan bantuan dana mengontrak rumah sebesar Rp. 100 juta langsung di IYA
kan oleh beliau.
Menurut
ilmu psikologi, seperti sering disampaikan oleh istri saya ketika kami
berdiskusi tentang pendidikan anak –istri saya seorang calon psikolog, sedang
menyelesaikan studi pascasarjana bidang psikologi-. Bahwa cara mendidik yang
paling baik adalah dengan menjadi model atau teladan. Dan saya
bersyukur, bisa berinteraksi dengan si Bapak Pengusaha, menjadikan beliau
sebagai salah satu model dan guru bagi saya. Saya berharap memperoleh didikan
terbaik dari interaksi ini. Termasuk sukses laiknya beliau, atau bahkan lebih.
Aamiin.
Dalam tulisan ini ada DUA VALUE
kehidupan beliau yang menjadi catatan penting, yakni DISIPLIN/MENGHARGAI
WAKTU dan DERMAWAN. Semoga jadi kisah inspiratif yang memperbaiki cara kita menjalani kehidupan! (bersambung)