Ya, mengikuti lomba. Sebab salah satu cara untuk menguji sampai dimana kemampuan terhadap satu bidang, maka kita maka harus sering-sering mengikuti lomba. Karena dengan mengikuti lomba, kemampuan kita akan dikomparasi dengan para peserta yang lain. Artinya, jika kualitas kita di atas rata-rata maka tentu saja kita akan jadi pemenang.
Ada beberapa pelajaran atau hikmah yang saya petik dari lomba menulis tersebut. Bahwa ternyata penjurian tidak serumit yang kita bayangkan. Juri tidak menilai bagusnya tulisan karena banyak menggunakan kata ilmiah atau kutipan teoriti misalnya. Juri tak terlampau suka dengan tulisan dengan analisis yang berat atau terlalu ilmiah. Mungkin jadi masukan bagi rekan-rekan yg sering ikut lomba menulis, agar isi tulisan yang jadi aspek penilaian, sesuaikan dengan segmen pelaksana.
1. Maksudnya jika pelaksana lomba dari perusahaan, maka tulisan harus diframing dengan pendekatan bisnis.
2. Sebaliknya, jika pelaksana dari institusi pendidikan maka tulisan harus benar-benar ilmiah dan berbicara soal sumber daya manusia yang menjadi salah satu misi dunia pendidikan.
3. Pun jika pelaksana lomba adalah pihak pemerintah, tulisan jangan terlampau kritis. Jikapun kritis, harus tetap lebih besar proprosi membangun optimisme ketimbang kritik yg pesimistik.
Intinya, tulisan kita harus RELEVANT dengan SIAPA pelaksanan dan bila perlu cari tahu jurinya. Telusuri latar belakang juri. Mungkin sekalian bisa mencari beberapa contoh tulisan mereka. Karena yang dianggap bagus, tentu saja tidak jauh-jauh dari model tulisan si juri, walaupun panitia pelaksana biasanya memberikan acuan point-point penilaian.