RIUH pasar kendaraan roda dua
membuat bisnis aksesori atau pun modifikasi motor menjadi bisnis yang
menjanjikan. Peluang itu ditangkap dengan cermat oleh Andika Kairuliawan, 24,
pendiri Balu Oto Work. Saat ditemui di workshop-nya, di Jalan Pramuka 56,
Kelurahan Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Andika bercerita tentang usaha
yang dirintisnya mulai April 2011 itu.
“Saya mulai dengan seorang
karyawan, memanfaatkan garasi rumah kakek di Timoho, Yogyakarta. Modalnya Rp800
ribu untuk beli kompresor bekas. Saya hanya terima jasa finishing dan
pengecatan,“ ujar pebisnis yang masih kuliah di Jurusan Teknik Informatika
Universitas Teknologi Yogyakarta (UTY) dengan indeks prestasi kumulatif 4,0
itu.
Ia memesan bodi motor mentah dari
pemasok, lalu mengecat dan mem-finishing ulang. Pasar ternyata meresponsnya
dengan baik. Ia kemudian mencoba membuat sendiri bodi motor, trial and error,
bertanya pada teman, melalui internet, hingga bereksperimen sendiri. Setelah sebulan,
ia menemukan bahan yang tepat untuk bodi motor agar tidak mudah pecah dan
retak. “Saya bahkan sempat rugi Rp5 juta-Rp8 juta,“ kata Andika.
Masih pada 2011, dua bulan
kemudian, ia merekrut empat karyawan baru.
Bisnis membuat bodi motor sendiri terus ia rintis kendati kegagalan menjadi
karibnya. Ia konsisten menjaga fokusnya, menjadi spesialis pembuat bodi Yamaha
Byson. Ide itu disambut para anggota komunitas motor. Pesanan pun membanjir
hingga dari luar Pulau Jawa. Lokasi pengiriman luar Pulau Jawa yang pertama
kali ia tangani ialah Tarakan dan Manado. “Pemasaran saya saat itu full
online,“ ungkap Andika.
Bisnis Andika terus bergeliat. Ia
kini dibantu 28 karyawan. Dengan berbasis kepercayaan, kendati sebagian
pelanggannya tak pernah ia temui langsung, mereka bertransaksi. Barang dibayar
lalu diantar. Testimoni kemudian diberikan pemesan di laman Balu Oto Work.
Perluas jangkauan Setelah menjadi spesialis bodi motor Yamaha Byson, permintaan
dari berbagai jenis motor lain menghampiri.
“Saya menanggapinya dengan
membeli berbagai jenis motor. Ini investasi untuk menyamakan ukurannya.
Sekarang, bodi motor yang saya buat ada Byson, Vixion, Thunder, Minerva, dan
aneka merek dan jenis lainnya. “Untuk motor-motor tertentu, seperti Tiger lama,
dan yang sudah jarang dipakai, kita tidak buat. Kita lihat segmentasi pasar
yang ada dulu,“ ungkap Andika.
Bisnis yang digeluti Balu Oto
Work memang tak baru-baru amat. Namun, dengan keunggulan juga kelengkapannya,
produk Balu Oto Work dipesan hingga ke luar negeri. “Misalnya, jenis batok
lampu buatan kami paling lengkap. Ada 15 varian untuk batok lampu Yamaha
Vixion.
Kelebihan kami, desain yang unik dan memang batok lampu adalah spesialisasi
kami,“ ungkapnya.
Keunggulan lainnya ialah barang
keluarannya, desain, dan ukurannya pas dengan spesifikasi setiap merek dan
jenis motor. Pemakai tidak perlu membawa ke bengkel, tetapi cukup memasangnya
sendiri. “Produk kami tidak merepotkan pemakai,“ terangnya.
Kontrol kualitas dilakukan
berbarengan dengan upaya menjaga gaya desain dan fungsi produk. “Saya berani
memberi garansi full. Ketika barang dikirimkan ternyata ada masalah dalam
pemasangannya, kami bertanggung jawab penuh,“ ungkap Andika.
Langkah itu dilakukan atas
pengalaman yang memberinya pelajaran, yakni pelanggan tak boleh dibiarkan
kecewa. Ia belajar dari pengalaman membeli bodi kendaraan yang ternyata
hasilnya mengecewakan, catnya kusam dan retak.
Buatan tangan Produk Balu Oto
Work adalah hand made. “Intinya, orang ingin memodifikasi kendaraan mereka
karena ingin beda. Kalau produk yang kami buat diproduksi massal, jelas mereka
tidak mau beli,“ imbuhnya. Kesetiaan menjaga kualitas itu membuat bisnis Andika
terus menggulung.
Balu Oto Work kini menempati
bengkel di lahan seluar 1.000 meter persegi. “Kita sudah pernah kirim ke pelanggan
di seluruh Indonesia,“ ungkapnya. Selain pemesan yang datang langsung ke
workshop-nya, Andika bekerja sama dengan enam toko variasi motor di Palembang,
Bogor, Bekasi, Manado, Palangkaraya, dan Lombok. “Mereka deposit uang kemudian
barang kita kirim ke sana. Nanti kalau laku, mereka baru bayar dengan
mengurangi uang deposit mereka,“ jelasnya.
Balu Oto Work kini juga telah
merambah Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina, India, Kolombia, Argentina,
Peru, Kosta Rika, dan Meksiko. Pelanggan dari Singapura dan Malaysia bahkan
rutin mengorder. Dalam sepekan, ia mengirim sebanyak lima kali, senilai Rp1
juta-Rp2 juta ke Singapura. Produk Balu Oto Work, kata Andika, tidak bermasalah
dengan paten karena semuanya orisinal dibuat tim desain dan produksi. Proses pembuatan
menggunakan teknik molding, memakai karton dan tanah liat. “Kita
memodifikasinya, kita tidak mencetak persis seperti pabrikan,“ ungkapnya.
Kini, workshop Andika
berkapasitas produksi 20 buah per hari. Harga jualnya Rp100 ribu untuk produk
kecil seperti push step hingga Rp9 juta untuk bodi keseluruhan atau full body. Selain
memproduksi bodi motor, Balu Oto Work menerima jasa pengelasan pelat, pembuatan
dudukan sok, hingga modifikasi motor.
Berkat kegigihannya menekuni
bisnis otomotif itu, omzet Balu Oto Work telah mencapai Rp70 juta-Rp 100 juta
per bulan. Target Andika ke depan ialah menggenjot kapasitas produksinya.
“Impiannya, tahun ini saya bisa mempunyai 100 karyawan,“ imbuhnya.
Dengan begitu, konsumen bisa
mendapatkan barang idamannya lebih cepat. “Sekarang, pesan ke kami bisa sampai
inden sebulan. Ini karena proses pengerjaan memang lama, jadi dibutuhkan lebih
banyak karyawan,“ kata Andika.
Selain itu, Andika mengidamkan
sebuah toko sehingga ia bisa memperluas jangkauan bisnisnya ke perlengkapan
kenyamanan dan keselamatan pengendara seperti sarung tangan dan helm.
Dosen Kini, sembari membesarkan
bisnisnya, Andika yang sempat mendapat beasiswa ke Bangkok atau Amsterdam atas
rekomendasi rektor UTY, juga menjadi dosen. Pagi hingga siang, ia bergelut di
bengkel. Siang hingga malam, ia mengajar di UTY.
“Dulu saya tak ambil beasiswa
karena telah punya usaha dan karyawan. Sekarang saya ingin membuktikan bisa
berwirausaha dengan tidak mengeluarkan modal banyak,“ ungkap pebisnis yang di
keluarganya hanya ia sendiri yang berwirausaha. Setelah setahun berbisnis,
Andika mengaku tak hanya belajar tentang teknik membuat bodi motor, tetapi juga
cara menghargai orang lain dan berinteraksi dengan banyak orang.
“Saya yakin bisnis ini membawa
rezeki, sesuai tuntunan agama, 9 dari 10 pintu rezeki itu dari berniaga,“ kata
dia. (M-2)
miweekend@mediaindonesia.com
ANDIKA
Kairuliawan, pendiri Balu Oto Work, berani menerabas mitos-mitos lama tentang
bisnis. Ia membeberkan kiatnya membesarkan bisnis.1.
Modal memang penting,
tetapi bukan unsur utama. Unsur utama yang harus dimiliki wirausaha ialah niat
dan semangat pantang menyerah. Spirit itu akan menjaga mental tetap bertahan
saat kondisi bisnis menurun.2.
Prinsip usaha ialah banyak
mencoba, konsekuensinya memang akan menemui banyak kegagalan. Namun, dari
kegagalan, akan didapatkan banyak pengalaman yang menjadi landasan untuk terus
maju dan berkembang.
3.
Jika menggunakan media
online, yang terpenting ialah menjaga integritas.
4.
Kita harus menjaga agar
pembeli tak kecewa karena hal tersebut bisa membunuh usaha kita. Jangan terlalu
percaya pada orang. Jika ada pemesan, pastikan uangnya sudah diterima. Setelah
itu, barangnya baru dikirim. Ada uang ada barang. (Sumber : Koran Media Indonesia, Sabtu (9/3/2013)